Tentang Kami

Turangga adalah salah satu syarat yang harus dimiliki oleh seorang ksatria Jawa. Pada penghujung cerita “Bumi Manusia” roman karya Pramoedya Ananta Toer (2011:463-465), Darsam memberikan nasehat kepada Minke sesaat sebelum naik ke pelaminan. Katanya, ada 5 syarat yang ada pada ksatria Jawa: wisma, wanita, turangga, kukila dan curiga.

Wisma adalah rumah. Tanpa rumah orang tak mungkin satria. Orang hanya gelandangan. Rumah adalah tempat satria bertolak, tempat dia kembali. Tanpa wanita, menyalahi kodrat sebagai lelaki. Wanita adalah lambang kehidupan dan penghidupan, kesuburan, kemakmuran, kesejahteraan.Dia bukan sekedar istri untuk suami. Wanita adalah sumbu, tempat kehidupan berputar dan berasal.

Turangga dilambangkan sebagai kuda, alat yang dapat membawa satria ke mana-mana. Kuda itu bisa berarti ilmu, pengetahuan, kemampuan, keterampilan, keahlian, dan kemajuan. Tanpa pengetahuan, takkan jauh langkah dan pendek penglihatan seorang ksatria.

Kukila itu adalah burung, lambang keindahan, kelangenan (hobby). Segala yang tak punya hubungan dengan kehidupan, hanya dengan kepuasan batin pribadi. Namun tanpa itu manusi hanya sebongkah batu tanpa semangat. Curiga dilambangkan dengan keris, lambang kewaspadaan, kesiagaan, keperwiraan, alat untuk mempertahankan yang empat sebelumnya.

Penerbit Turangga ingin menjadi bagian dari ilmu dan pengetahuan yang dapat menjadi “kuda tunggangan” setiap orang khususnya generasi milenial. Sebagai penerbit yang dilahirkan oleh Rahim “Samudra Biru”, Turangga akan menerbitkan buku-buku yang dapat menjadi referensi generasi milenial.